luka bakar



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang  
      Sering kita mengalami luka saat melakukan aktivitas sehari-hari. Luka atau cedera   adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi (wikipedia). Sedangkan menurut  Taylor (1997) Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit. Menurut  Kozier (1995) luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain. Luka juga dapat merujuk pada luka batin atau perasaan.
Kulit merupakan Kulit (Integumen) adalah lapisan pelindung terluar dari tubuh kita. Kulit memiliki fungsi yang sangat vital bagi system tubuh. Setiap hari ada jutaan sel kulit yang rusak dan harus diperbaharui karena ia tak henti-hentinya menerima berbagai rangsangan mekanis dari luar.
Pada dasarnya hampir semua orang pernah mengalami luka bakar pada kulit, baik itu luka bakar yang sifatnya berat maupun luka bakar ringan yang disebabkan oleh panas knalpot, terkena percikan api, tersiram air panas atau pun luka bakar lainnya. Biasanya luka bakar dapat menyebabkan kulit kita akan melepuh, memerah atau juga bisa membengkak dan biasanya juga akan muncul cairan di dalam kulit. Bagi sebagian orang penanganan luka bakar mungkin dianggap sepele, padahal luka bakar merupakan termasuk luka yang tergolong serius, banyak kasus yang terjadi pada kulit yang terkena luka bakar tidak bisa sulit pulih seperti semula, hal ini dikarenakan oleh rusaknya jaringan pada kulit sehingga jaringan pada kulit tidak bisa pulih seperti keadaan semula.


1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian luka bakar ?
2.      Apa saja penyebab luka bakar ?
3.      Bagaimana pengelompokan luka bakar?
4.      Apa saja ciri-ciri luka bakar ?
5.      Bagaimana luasan pada luka bakar ?
6.      Bagaimana penanganan luka bakar ?
1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui  apa itu luka bakar.
2.      Untuk mengetahui penyebab luka bakar.
3.      Untuk mengetahui pengelompokan luka bakar.
4.      Untuk mengetahui ciri-ciri luka bakar.
5.      Untuk mengetahui luasan pada luka bakar.
6.      Untuk mengetahui penanganan pada luka bakar.

















BAB II
ISI

2.1 Pengertian Luka Bakar
Luka bakar adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh agen termal, kimia, listrik atau radio aktif (Wong, 2004:682). Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk-bentuk luka lainnya karena luka tersebut meliputi   sejumlah besar jaringan mati (eskar) yang tetap berada pada tempatnya untuk jangka waktu yang lama (Smeltzer, 2011 :1911). Luka bakar adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal  dan mengenai organ tertentu (Lazarus,1994 dalam Potter & Perry, 2006:1853).
Luka bakar meruakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi.Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut (Chemical Burn Causes:2008). Luka bakar merupakan jenis luka yang disebabkan karena kontak dengan sumber panas yang mengenai kulit, mukosa atau jaringan yang lebih dalam.
Jadi luka bakar yaitu kelainan kulit yang disebabkan oleh agen termal, kimia, listrik, radiasi ataupun radioaktif yang mengenai kulit hingga merusak berbagai jaringan kulit. Tingkat penanganan luka bakar tergantung dari jenis luka, tingkat keparahannya dan memerlukan proses penyembuhan dalam jangka waktu yang lama.



2.2  Penyebab Luka Bakar
            Secara umum biasanya luka bakar disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1.      Api atau benda Panas
  
Gambar : akibat api                             Gambar :akibat air panas
Penyebab ini  merupakan penyebab yang paling sering dari luka bakar. Hal ini terjadi bila kulit mengalami kontak atau terpapar dengan api, uap panas,minyak panas, ataupun logam panas. Luka bakar akibat benda panas dapat terjadi akibat kebakaran, mobil yang mengalami kecelakaan, kecelakaan akibat petasan, kecelakaan rumah tangga, ledakan tabung gas, ledakan bom,menyentuh knalpot sepeda motor yang panas, dll.
2.      Bahan Kimia
Gambar : karena bahan kimia
Terjadi karena kulit mengalami kontak dengan bahan-bahan yang tergolong asam kuat atau basa kuat yang dapat bereaksi menghasilkan panas, seperti senyawa kimia kaustik (natrium hidroksida atau perak nitrat, dan asam sulfat atau orang sering  menyebutnya  air keras). contoh   asam kuat seperti HCl,  asam perklorat (HClO4),  asam nitrat (HNO3), asam fosfat (H3PO4).
Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.
Contoh basa kuat: Litium hidroksida (LiOH), Natrium hidroksida (NaOH), Kalium hidroksida (KOH), Kalsium hidroksida (Ca(OH)2), Stronsium hidroksida (Sr(OH)2), Rubidium hidroksida (RbOH), Barium hidroksida (Ba(OH)2), Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
Terbakar. Jika mengalami luka bakar yang sangat besar harus diobati oleh dokter, sebelum kedokter
a.       siram luka itu dengan air dingin. Pakaian dan apapun yang melekat pada luka tersebut tidak boleh ditarik dengan paksa. Sedangkan luka bakar yang kecil dapat diobati sendiri dengan cara menyiramnya terlebih dahulu dengan air dingin kemudian diobati dengan asam pikrat, salep butesin, salep tannin atau larutan tannin 5% atau salep khusus untuk luka bakar.
b.      Terkena asam pada kulit atau pakaian. Cuci dengan air secukupnya kemudian menetralkan dengan larutan ammonia 5%.
c.       Terkena Basa pada kulit atau pakaian. Cuci dengan air secukupnya dan netralkan dengan larutan asam borat 4% atau asam asetat 1%.
d.      Terkena bahan panas pada mata. Bila disebabkan oleh asam, mata dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya, kemudian dinetralkan dengan larutan Na bikarbonat 5% dengan sebuah mangkok mata (eye cup). Bila disebabkan oleh basa kuat, cucilah dengan air kemudian netralkan dengan asam borat 4%. Setelah penetralan-penetralan tsb, teteskan setetes mineral oil dan biarkan sementara di dalam mata sebagai shoothing agent (obat pereda)
e.        Asam kuat masuk mulut. Keluarkan dari mulut dan cuci mulut secukupnya dengan air dan kumur-kumur dengan Na bikarbonat untuk menetralkan asam, kemudian buang.
f.       Basa kuat masuk mulut. Keluarkan basa itu dan mulut dicuci dengan air secukupnya, dan kumur dengan asam asetat 4% untuk menetralkan sisa basa. Berilah mineral oil pada bibir untuk mencegah dehidrasi dan pembengkakan.
Bahan kimia padat/bubuk, sapu dengan sikat halus kemudian siram dengan air sebanyak-banyaknya
a.       Siram/aliri dengan air min 20 menit
b.      Amankan bekas pakaian penderita yang terkontaminasi
b.      Pasang penutup luka steril, atasi syok, rujuk ke fasilitas kesehatan
3.      Aliran listrik atau sambaran petir
Gambar : akibat bahan listrik
Luka bakar karena aliran listrik dapat terjadi akibat menyentuh kabel maupun sesuatu yang menghantarkan listrik dari kabel yang terpasang.
Sedangkan kecelakaan akibat tersambar petir bisa terjadi jika seseorang secara terbuka berdiri di lapangan luas saat ada petir, jika seseorang bersandar pada atau berada di dekat batang pohon yang tersambar petir (paling jauh 2 meter dari pohon tersebut) atau jika seseorang berdiri atau berjongkok dekat tanah yang tersambar petir.
Bahaya yg dihadapi adalah kemungkinan terjadinya henti napas & henti jantung, kerusakan jaringan syaraf dan organ dalam. Mungkin terlihat kecil dari luar tetapi kerusakan di dalam tubuh mungkin lebih luas.
Penanganan luka bakar listrik:
1. Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong
2. Lakukan penilaian dini
3. Periksa & cari luka bakar di daerah listrik masuk dan keluar
4. Tutup luka dengan penutup luka steril
5. Atasi syok bila ada
6. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Catatan : penolong harus siap melaksanakan RJP (Resusitasi Jantung Paru)
4.      Radiasi (radiation burn)
            Gambar :radiasi terapi pada kanker payu dara
  
Gambar :radiasi nuclear         

Luka bakar ini jarang berat dan umumnya terjadi akibat proses radiasi , ini sering terjadi sewaktu penatalaksanaan pengobatan seperti radiasi pada breast cancer, Biasanya memberikan gambaran hitam di daerah yang terkena radiasi. Dan dapat terjadi jika terpapar sinar matahari dalam waktu yang lama.
5. Kedaruratan Lingkungan
a.       Paparan Panas
Panas dapat mengakibatkan gangguan tubuh.  Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi:
1)      Kram Panas
Terjadi akibat kehilangan garam tubuh yang berlebihan melalui keringat.
Gejala dan tanda:
a)      Kejang pada otot yang disertai nyeri, biasanya pada otot tungkai dan perut
b)      Kelelahan
c)      Mual
d)     Mungkin pingsan
Penanganan:
a)      Baringkan penderita ditempat yang teduh
b)      Beri minum kepada penderita, bila perlu campur sedikit garam.
c)      Rujuk ke fasilitas kesehatan
2)      Kelelahan panas (Heat exhaustion)
Terjadi akibat kondisi tidak fit pada saat melakukan aktivitas dilingkungan yang suhu udaranya relative tinggi, yang mengakibatkan terganggunya aliran darah.
Gejala dan tanda:
a)      Pernafasan cepat dan dangkal
b)      Nadi lemah
c)      Kulit teraba dingin, keriput, lembab, pucat, keringan berlebihan
d)     Lemah
e)      Pusing
Penanganan:
a)      Baringkan penderita di tempat yang teduh
b)      Kendorkan pakaian yang mengikat
c)      Tinggikan tungkai penderita sekitar 20-30 cm
d)     Berikan oksigen bila ada
e)      Beri minum bila penderita sadar
f)       Rujuk ke fasilitas kesehatan

3)      Sengatan panas  (Heat stroke)
Merupakan keadaan yang mengancam nyawa. Suhu tubuh menjadi terlalu tinggi dan pada banyak kasus penderita tidak lagi berkeringat. Bila tidak diatasi dengan segera, maka sel otak akan segera mati.
Gejala dan tanda:
a)      Pernafasan cepat dan dalam .
b)      Nadi cepat dan kuat diikutu nadi cepat dan lemah
c)      Kulit teraba kering, panas kadang kemerahan
d)     Manik mata melebar
e)      Kehilangan kesadaran
f)       Kejang umum atau gemetar pada otot
Penanganan:
a)      Turunkan suhu  tubuh penderita secepat mungkin.
b)      Letakan kantung es pada ketiak, lipat paha, dibelakang lutu dan sekitar mata kaki serta disamping leher.
c)      Bila memungkinkan, masukkan penderita kedalam bak berisi air dingin dan tambahkan es kedalamnya.
d)     Rujuk kefasilitas kesehatan
b.      Paparan Dingin
Udara dingin menyebabkan suhu tubuh menurun. Suhu lingkungan tidak perlu sampai beku untuk mencetuskan hipotermia. Ada beberapa keadaan yang memperburuk hipotermia yaitu faktor angina dan kekurangan makanan.
Gejala dan tanda hipotermia:
1)      Menggigil
2)      Terasa melayang
3)      Pernafasan cepat, nadi lambat
4)      Gangguan penglihatan
5)      Reaksi mata lambat
6)      Gemetar

Gejala dan tanda hipotermia berat:
1)      Pernafasan sangat lambat
2)      Denyut nadi sangat lambat
3)      Tidak ada respon
4)      Manik mata melebar dan tidak bereaksi
5)      Alat gerak kaku
6)      Tidak menggigil
Penanganan hipotermia:
1)      Rawat penderita dengan hati-hati, berikan rasa nyaman
2)      Penilaian dini dan pemeriksaan penderita
3)      Pindahkan penderita dari lingkungan dingin
4)      Jaga jalan nafas dan berikan oksigen bila ada
5)      Ganti pakaian yang basah
6)      Pantau tanda vital secara berkala
7)      Rujuk ke fasilitas kesehatan               
2.3  Pengelompokan Luka Bakar
           Luka bakar biasanya dikelompokan menjadi bererapa tingkatan , hal ini bertujuan agar mempermudah dalam menangani dan mengelompokan luka bakar :

1.      Luka bakar derajat(tingkat) 1
Luka bakar tingkat satu adalah luka bakar dengan tingkat kerusakan jaringan hanya di bagian luar lapisan kulit atau epidermis , misalnya, kulit terkena sengatan sinar matahari, kontak langsung dengan objek panas seperti air panas atau uap panas.
2.  Luka bakar derajat (tingkat) 2
      Yaitu luka bakar yang mengenai epidermis hingga lapisan kulit dibawahnnya (dermis).
 Luka bakar derajat 2 dibagi menjadi:
a.       Luka bakar derajat 2 dangkal (superficial partial thickness burn), jika luka bakar mengenai hingga lapisan dermis bagian atas. 
b.       Luka bakar derajat 2 dalam (deep partial thickness burn), jika luka bakar mengenai hingga lapisan dermis bagian bawah.
3. Luka bakar derajat (tingkat) 3
      Yaitu jika luka bakar mengenai seluruh lapisan kulit (epidermis, dermis, dan subkutan). Pada luka bakar derajat 3, kapiler darah, folikel rambut dan kelenjar keringat juga sudah rusak. Biasanya luka bakar derajat 3 dikelilingi oleh luka bakar derajat 1 dan 2. Luka bakar yang sangat berat dapat mengenai otot dan tulang.
 

2.4  Ciri-ciri Luka Bakar
a.       Luka Bakar Derajat 1
1.      Kemerahan (eritema)
2.      Tidak dijumpai lepuhan (blister)
3.      Yang terbakar epidermis.
4.      Nyeri, terkadang ada bengkak.
Contohnya: luka bakar akibat paparan sinar matahari/ radiasi sinar ultraviolet (sunburn).

b.      Luka Bakar Derajat 2
1.      Lapisan epidermis dan bawahnya terbakar.
2.      Adanya lepuhan (blister)
3.      Luka bakar paling sakit (karena mengenai syaraf).
4.      Bengkak dan terlihat gelembung pada kulit yang berisi   cairan.
            Contohnya: terkena percikan minyak panas.

c.       Luka Bakar Derajat 3
1.      Luka bakar tampak pucat atau justru tampak hangus
2.      Kadang –kadang disertai jaringan nekrotik yang keras berwarna hitam, tetapi tanpa disertai nyeri karena ujung saraf sudah rusak (mati rasa).
3.      Tidak Nampak ada lepuhan (blister).
4.      Lapisan yang terkena tidak terbatas, bahkan bisa sampai ke tulang.
5.      Luka bakar paling berat, kulit akan kering bahkan sampai dengan gosong.
Tanda dan gejala lainnya yang dapat timbul jika saluran pernapasan juga terpapar api atau korban menghirup asap, antara lain: rambut hidung tampak hangus, lendir hidung berwarna hitam, perubahan suara, batuk, mengi, hingga kesulitan bernapas. Luka bakar yang berat dapat menyebabkan komplikasi seperti syok hipovolemia (berkurangnya aliran darah dan oksigenasi jaringan akibat kekurangan volume cairan dalam pembuluh darah), infeksi, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, gangguan pernapasan, kontraktur (jaringan parut luka bakar yang menyebabkan gangguan gerakan persendian), dll.
Dalam menentukan diagnose luka bakar senantiasa harus menyertakan :
a)      Derajat luka bakar (kedalamannya)
b)      Luas luka bakar
c)      Penyebab luka bakar
d)     Masalah (pada saat pemeriksaan pertama), contoh masalah: syok, cidera inhalasi, eskar melingkar.
e)      Penyerta ( penyakit, trauma). Contoh penyerta :
Ø  Trauma penyerta ( Fracture, cidera Kepala)
Ø  Penyakit penyerta (DM, Hypertensi, Epilepsi)





2.5  Luasan pada Luka Bakar
a.       Rule Of Nine
Luas permukaan tubuh: dalam penanganan luka bakar dan derajat berat luka bakar, luas permukaan tubuh yang terkena sangat berperan, pedoman yang dipakai adalah hukum sembilan (rule of nine), yaitu membagi daerah tubuh dengan prosentase 9 per-daerah tubuh.

b.      Metode  Lund and Browder
Pada metode Lund and Browder merupakan modifikasi dari persentasi bagian-bagian tubuh menurut usia, yang dapat memberikan perhitungan yang lebih akurat tentang luas luka bakar.
Cara pengukuran luas luka bakar metode diagram
c.       Perhitungan luas luka bakar menurut Linch dan Blocker (Rumus 10) untuk bayi:
1)      Kepala: 20%
2)      Tangan, masing-masing 10%
3)      Kaki, masing-masing 10%
4)      Badan kanan 20 %, kiri 20 %
Selain dari ketiga metode tersebut di atas, dapat juga digunakan cara lainnya yaitu mengunakan metode hand palm. Metode ini adalah cara menentukan luas atau persentasi luka bakar dengan menggunakan telapak tangan. Satu telapak tangan mewakili 1 % dari permukaan tubuh yang mengalami luka bakar.
2.6  Penanganan Luka Bakar
A.    Ketika mengalami ataupun melihat korban dengan luka bakar derajat 1, maka pertolongan pertama yang dapaat dilakukan adalah :
1.      Siram bagian luka yang terbakar dengan air mengalir atau kompres dengan air dingin. Lakukan sampai rasa sakit menghilang.
2.       Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.
3.      Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar.
4.       Jangan memberikan obat-obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.
B.     Luka bakar tingkat 2, untuk menanganinya, yang harus dilakukan adalah:
1.      Siram air dingin atau air es pada daerah luka atau beri kompres dengan menggunakan handuk kecil. Bisa juga menggunakan sapu tangan yang sebelumnya dicelupkan kedalam air.
2.      Keringkan luka menggunakan handuk bersih atau bahan lain yang lembut.
3.      Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi.
4.      Angkat bagian tangan atau kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung
5.      Segera cari prtolongan medis jika korban mengalami luka bakar di sekitar bibir atau kesulitan bernafas.
6.      Jangan coba mengempiskan luka yang melepuh atau mengolskan minyak, semprotan atau ramuan lain tanpa sepengetahuan dokter.


C.    Luka bakar tingkat (derajat) 3, hal yang harus dilakukan adalah :
1.      Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api menggunakan selimut, bed cover, karpet, jaket atau bahan lain. Jangan melepaskan pakaian yang melekat pada luka.
2.      Terkadang korban mengalami kesulitan napas, khususnya bila luka terdapat pada leher, wajah dan di sekitar mulut, bisa juga akibat menghirup asap. Lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban bisa bernapas.
3.      Tempelkan kain basah atau air dingin untuk menurunkan suhu pada daerah luka. Jangan gunakan air es untuk luka di bagian wajah, tangan dan kaki sebab dapat menyebabkan syok.
4.       Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal, popok bersih atau bahan lain yang dapat ditemukan. Tetapi jangan gunakan bahan yang mudah rontok seperti kapas atau kapuk. Jangan oleskan minyak atau ramuan lain pada luka.
5.      Segera telepon ambulans. Korban perlu mendapat penanganan medis dengan segera.









BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.      Luka bakar ialah luka yang biasanya merusak kulit dan jaringannya, sehingga mengganggu fungsi kulit, luka bakar biasanya disebabkan karena panas, listrik, bahan kimia, kedaruratan lingkungan dll.
2.      Luka bakar berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan kulit terbagi menjadi 3 macam, yaitu luka bakar derajat satu, derajat dua, dan derajat tiga.
3.      Kedaruratan lingkungan  terbagi atas 3 yaitu paparan panas (kram panas, kelelahan panas, sengatan panas) dan paparan dingin (hipotermia).
4.      Untuk penangan luka bakar secara umum :
a.   Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong
b.  Hentikan proses luka bakarnya, dengan mengalirkan air dingin pada bagian yang terkena luka, bila terkena bahan kimia lakukan terus menerus selama 20 menit atau lebih.
c.   Lepaskan pakaian dan perhiasan.
d.   Lakukan penilaian dini, atasi semua masalah yang mengancam jiwa, beri oksigen bila ada.
e.   Tentukan derajat berat luka bakar selama pemeriksaan fisik, hitung derajat, luas permukaan yang terkena, lokasi dan faktor komplikasi.
f.      Tutup luka bakar, dengan penutup luka steril, jangan memecah gelembung, jangan gunakan lemak, salep, cairan, antiseptik atau es. Jika luka bakar mengenai mata pastikan kedua mata ditutup, bila yang terbakar jari-jari, maka masing-masing jari dibalut terpisah.
g.  Jagalah suhu penderita, rujuk ke fasilitas kesehatan.




1.2  Saran
Dalam melakukan setiap kegiatan sebaiknya kita berhati-hati terutama terhadap berbagai macam penyebab luka bakar seperti api, air panas, bahan kimia, listrik atau petir, dll. Hal ini dilakukan agar nantinya tidak menggangu fungsi kulit.

























DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, asep dkk. 2008. Pertolongan Pertama Palang Merah Remaja Tingkat Wira. Jakarta: Palang Merah Pusat.
Atissalam, Lintang Wisesa.2010. Luka Bakar.(pdf) ((http://dc313.4shared.com/download/H6vkRV7Z/LUKA_BAKAR.pdf?tsid=20140818-001652-2bd6ee52&lgfp=2000) diakses 18 Agustus 2014)
Noor, Wane. 2012. Pengertian Luka Macam Luka dan. (Online), (http://wanenoor.blogspot.com/2012/11/pengertian-luka-macam-luka-dan.html  diakses 18 Agustus 2014)
Feedburner.2014.Pengertian Kulit dan Fungsi Kulit.(Online), (http://www.pengertianahli.com/2014/02/pengertian-kulit-dan-fungsi-kulit.html diakses 18 Agustus 2014)
PMR PMI Surakarta.2013. Materi Luka Bakar. (Online) (http://pmrpmiska.blogspot.com/2013/07/materi-luka-bakar.html diakses 18 Agustus 2014)
Indko. 2012. Luka Bakar Grade 1-3.(Online), (http://indko-indko.blogspot.com/2011/02/luka-bakar-grade-i-ii-llb-10-ec-api.html diakses 18 agustus 2014)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

daun majemuk dan bagian-bagianyza

buah tik