luka bakar
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sering kita mengalami
luka saat melakukan aktivitas sehari-hari. Luka
atau cedera adalah sesuatu
kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau
tekanan fisik maupun kimiawi (wikipedia). Sedangkan menurut Taylor
(1997) Luka adalah suatu gangguan dari
kondisi normal pada kulit. Menurut Kozier (1995) luka adalah kerusakan
kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain. Luka juga dapat merujuk pada luka batin atau perasaan.
Kulit merupakan Kulit
(Integumen) adalah lapisan pelindung terluar dari tubuh kita. Kulit
memiliki fungsi yang sangat vital bagi system tubuh. Setiap hari ada jutaan sel kulit yang
rusak dan harus diperbaharui karena ia tak henti-hentinya menerima berbagai
rangsangan mekanis dari luar.
Pada dasarnya
hampir semua orang pernah mengalami luka bakar pada kulit, baik itu luka bakar
yang sifatnya berat maupun luka bakar ringan yang disebabkan oleh panas
knalpot, terkena percikan api, tersiram air panas atau pun luka bakar lainnya.
Biasanya luka bakar dapat menyebabkan kulit kita akan melepuh, memerah atau
juga bisa membengkak dan biasanya juga akan muncul cairan di dalam kulit. Bagi
sebagian orang penanganan luka bakar mungkin
dianggap sepele, padahal luka bakar merupakan termasuk luka yang tergolong
serius, banyak kasus yang terjadi pada kulit yang terkena luka bakar tidak bisa
sulit pulih seperti semula, hal ini dikarenakan oleh rusaknya jaringan pada
kulit sehingga jaringan pada kulit tidak bisa pulih seperti keadaan semula.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian luka bakar ?
2.
Apa saja penyebab luka bakar ?
3.
Bagaimana pengelompokan luka bakar?
4.
Apa saja ciri-ciri luka bakar ?
5.
Bagaimana luasan pada luka bakar ?
6.
Bagaimana penanganan luka bakar ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa itu luka bakar.
2.
Untuk mengetahui penyebab luka bakar.
3.
Untuk mengetahui pengelompokan luka
bakar.
4.
Untuk mengetahui ciri-ciri luka bakar.
5.
Untuk mengetahui luasan pada luka
bakar.
6.
Untuk mengetahui penanganan pada luka
bakar.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Luka Bakar
Luka bakar adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh
agen termal, kimia, listrik atau radio aktif (Wong, 2004:682). Luka bakar
merupakan luka yang unik diantara bentuk-bentuk luka lainnya karena luka
tersebut meliputi sejumlah besar
jaringan mati (eskar) yang tetap berada pada tempatnya untuk jangka waktu yang
lama (Smeltzer, 2011 :1911). Luka bakar adalah rusaknya struktur dan fungsi
anatomis normal akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun
eksternal dan mengenai organ tertentu (Lazarus,1994
dalam Potter & Perry, 2006:1853).
Luka bakar
meruakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang
diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan
kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi.Jenis luka dapat beraneka ragam dan
memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka
bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut
(Chemical Burn Causes:2008). Luka bakar
merupakan jenis luka yang disebabkan karena kontak dengan sumber panas yang
mengenai kulit, mukosa atau jaringan yang lebih dalam.
Jadi luka bakar
yaitu kelainan kulit yang disebabkan oleh agen termal, kimia, listrik, radiasi
ataupun radioaktif yang mengenai kulit hingga merusak berbagai jaringan kulit.
Tingkat penanganan luka bakar tergantung dari jenis luka, tingkat keparahannya
dan memerlukan proses penyembuhan dalam jangka waktu yang lama.
2.2 Penyebab
Luka Bakar
Secara umum
biasanya luka bakar disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Api
atau benda Panas
Gambar : akibat api Gambar :akibat air
panas
Penyebab ini merupakan penyebab yang paling sering dari
luka bakar. Hal ini terjadi bila kulit mengalami kontak atau terpapar dengan
api, uap panas,minyak panas, ataupun logam panas. Luka bakar akibat benda panas
dapat terjadi akibat kebakaran, mobil yang mengalami kecelakaan, kecelakaan
akibat petasan, kecelakaan rumah tangga, ledakan tabung gas, ledakan
bom,menyentuh knalpot sepeda motor yang panas, dll.
2.
Bahan
Kimia
Gambar
: karena bahan kimia
Terjadi karena kulit
mengalami kontak dengan bahan-bahan yang tergolong asam kuat atau basa kuat
yang dapat bereaksi menghasilkan panas, seperti senyawa kimia kaustik (natrium
hidroksida atau perak nitrat, dan asam sulfat atau orang sering menyebutnya
air keras). contoh asam kuat
seperti HCl, asam perklorat (HClO4), asam
nitrat (HNO3), asam fosfat (H3PO4).
Asam umumnya
berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan
hati-hati mata, jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena
asam pekat harus langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.
Contoh basa kuat: Litium hidroksida (LiOH), Natrium
hidroksida (NaOH), Kalium hidroksida (KOH), Kalsium hidroksida (Ca(OH)2),
Stronsium hidroksida (Sr(OH)2), Rubidium hidroksida (RbOH), Barium
hidroksida (Ba(OH)2), Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
Terbakar.
Jika mengalami luka bakar yang sangat besar harus diobati oleh dokter, sebelum
kedokter
a.
siram
luka itu dengan air dingin. Pakaian dan apapun yang melekat pada luka tersebut
tidak boleh ditarik dengan paksa. Sedangkan luka bakar yang kecil dapat diobati
sendiri dengan cara menyiramnya terlebih dahulu dengan air dingin kemudian
diobati dengan asam pikrat, salep butesin, salep tannin atau larutan tannin 5%
atau salep khusus untuk luka bakar.
b.
Terkena
asam pada kulit atau pakaian. Cuci dengan air secukupnya kemudian menetralkan
dengan larutan ammonia 5%.
c.
Terkena
Basa pada kulit atau pakaian. Cuci dengan air secukupnya dan netralkan dengan
larutan asam borat 4% atau asam asetat 1%.
d.
Terkena
bahan panas pada mata. Bila disebabkan oleh asam, mata dicuci dengan air
mengalir sebanyak-banyaknya, kemudian dinetralkan dengan larutan Na bikarbonat
5% dengan sebuah mangkok mata (eye cup). Bila disebabkan oleh basa kuat,
cucilah dengan air kemudian netralkan dengan asam borat 4%. Setelah
penetralan-penetralan tsb, teteskan setetes mineral oil dan biarkan sementara
di dalam mata sebagai shoothing agent (obat pereda)
e.
Asam kuat masuk mulut. Keluarkan dari mulut dan cuci mulut
secukupnya dengan air dan kumur-kumur dengan Na bikarbonat untuk menetralkan
asam, kemudian buang.
f.
Basa
kuat masuk mulut. Keluarkan basa itu dan mulut dicuci dengan air secukupnya,
dan kumur dengan asam asetat 4% untuk menetralkan sisa basa. Berilah mineral
oil pada bibir untuk mencegah dehidrasi dan pembengkakan.
Bahan kimia
padat/bubuk, sapu dengan sikat halus kemudian siram dengan air
sebanyak-banyaknya
a. Siram/aliri
dengan air min 20 menit
b. Amankan
bekas pakaian penderita yang terkontaminasi
b. Pasang
penutup luka steril, atasi syok, rujuk ke fasilitas kesehatan
3. Aliran listrik atau sambaran petir
Gambar
: akibat bahan listrik
Luka bakar karena
aliran listrik dapat terjadi akibat menyentuh kabel maupun sesuatu yang
menghantarkan listrik dari kabel yang terpasang.
Sedangkan kecelakaan akibat tersambar petir bisa terjadi jika seseorang secara terbuka berdiri di lapangan luas saat ada petir, jika seseorang bersandar pada atau berada di dekat batang pohon yang tersambar petir (paling jauh 2 meter dari pohon tersebut) atau jika seseorang berdiri atau berjongkok dekat tanah yang tersambar petir.
Sedangkan kecelakaan akibat tersambar petir bisa terjadi jika seseorang secara terbuka berdiri di lapangan luas saat ada petir, jika seseorang bersandar pada atau berada di dekat batang pohon yang tersambar petir (paling jauh 2 meter dari pohon tersebut) atau jika seseorang berdiri atau berjongkok dekat tanah yang tersambar petir.
Bahaya yg dihadapi
adalah kemungkinan terjadinya henti napas & henti jantung, kerusakan
jaringan syaraf dan organ dalam. Mungkin terlihat kecil dari luar tetapi
kerusakan di dalam tubuh mungkin lebih luas.
Penanganan luka bakar listrik:
1. Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan
diri penolong
2. Lakukan penilaian dini
3. Periksa & cari luka bakar di daerah listrik
masuk dan keluar
4. Tutup luka dengan penutup luka steril
5. Atasi syok bila ada
6. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Catatan : penolong harus siap
melaksanakan RJP (Resusitasi Jantung Paru)
4. Radiasi
(radiation burn)
Gambar
:radiasi terapi pada kanker payu dara
|
Gambar :radiasi nuclear
Luka bakar ini jarang berat dan
umumnya terjadi akibat proses radiasi , ini sering terjadi sewaktu
penatalaksanaan pengobatan seperti radiasi pada breast cancer, Biasanya
memberikan gambaran hitam di daerah yang terkena radiasi. Dan dapat terjadi
jika terpapar sinar matahari dalam waktu yang lama.
5. Kedaruratan Lingkungan
a.
Paparan Panas
Panas
dapat mengakibatkan gangguan tubuh.
Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi:
1) Kram
Panas
Terjadi
akibat kehilangan garam tubuh yang berlebihan melalui keringat.
Gejala
dan tanda:
a) Kejang
pada otot yang disertai nyeri, biasanya pada otot tungkai dan perut
b) Kelelahan
c) Mual
d) Mungkin
pingsan
Penanganan:
a) Baringkan
penderita ditempat yang teduh
b) Beri
minum kepada penderita, bila perlu campur sedikit garam.
c) Rujuk
ke fasilitas kesehatan
2) Kelelahan
panas (Heat exhaustion)
Terjadi
akibat kondisi tidak fit pada saat melakukan aktivitas dilingkungan yang suhu
udaranya relative tinggi, yang mengakibatkan terganggunya aliran darah.
Gejala
dan tanda:
a) Pernafasan
cepat dan dangkal
b) Nadi
lemah
c) Kulit
teraba dingin, keriput, lembab, pucat, keringan berlebihan
d) Lemah
e)
Pusing
Penanganan:
a) Baringkan
penderita di tempat yang teduh
b) Kendorkan
pakaian yang mengikat
c) Tinggikan
tungkai penderita sekitar 20-30 cm
d) Berikan
oksigen bila ada
e) Beri
minum bila penderita sadar
f) Rujuk
ke fasilitas kesehatan
3) Sengatan
panas (Heat stroke)
Merupakan
keadaan yang mengancam nyawa. Suhu tubuh menjadi terlalu tinggi dan pada banyak
kasus penderita tidak lagi berkeringat. Bila tidak diatasi dengan segera, maka
sel otak akan segera mati.
Gejala
dan tanda:
a) Pernafasan
cepat dan dalam .
b) Nadi
cepat dan kuat diikutu nadi cepat dan lemah
c) Kulit
teraba kering, panas kadang kemerahan
d) Manik
mata melebar
e) Kehilangan
kesadaran
f)
Kejang umum atau gemetar pada otot
Penanganan:
a) Turunkan
suhu tubuh penderita secepat mungkin.
b) Letakan
kantung es pada ketiak, lipat paha, dibelakang lutu dan sekitar mata kaki serta
disamping leher.
c) Bila
memungkinkan, masukkan penderita kedalam bak berisi air dingin dan tambahkan es
kedalamnya.
d) Rujuk
kefasilitas kesehatan
b. Paparan
Dingin
Udara
dingin menyebabkan suhu tubuh menurun. Suhu lingkungan tidak perlu sampai beku
untuk mencetuskan hipotermia. Ada beberapa keadaan yang memperburuk hipotermia
yaitu faktor angina dan kekurangan makanan.
Gejala
dan tanda hipotermia:
1) Menggigil
2) Terasa
melayang
3) Pernafasan
cepat, nadi lambat
4) Gangguan
penglihatan
5) Reaksi
mata lambat
6)
Gemetar
Gejala dan tanda hipotermia berat:
1)
Pernafasan sangat lambat
2) Denyut
nadi sangat lambat
3) Tidak
ada respon
4) Manik
mata melebar dan tidak bereaksi
5) Alat
gerak kaku
6)
Tidak menggigil
Penanganan hipotermia:
1)
Rawat penderita dengan hati-hati,
berikan rasa nyaman
2) Penilaian
dini dan pemeriksaan penderita
3) Pindahkan
penderita dari lingkungan dingin
4) Jaga
jalan nafas dan berikan oksigen bila ada
5) Ganti
pakaian yang basah
6) Pantau
tanda vital secara berkala
7)
Rujuk ke fasilitas kesehatan
2.3
Pengelompokan Luka Bakar
Luka bakar
biasanya dikelompokan menjadi bererapa tingkatan , hal ini bertujuan agar
mempermudah dalam menangani dan mengelompokan luka bakar :
1. Luka
bakar derajat(tingkat) 1
Luka bakar tingkat satu adalah luka
bakar dengan tingkat kerusakan jaringan hanya di bagian luar lapisan kulit atau
epidermis , misalnya, kulit terkena sengatan sinar matahari, kontak langsung
dengan objek panas seperti air panas atau uap panas.
2.
Luka bakar derajat (tingkat) 2
Yaitu
luka bakar yang mengenai epidermis hingga lapisan kulit dibawahnnya (dermis).
Luka bakar derajat 2 dibagi menjadi:
a. Luka bakar
derajat 2 dangkal
(superficial partial thickness burn), jika luka bakar mengenai hingga lapisan
dermis bagian atas.
b. Luka bakar derajat 2 dalam (deep partial thickness burn), jika
luka bakar mengenai hingga lapisan dermis bagian bawah.
3. Luka bakar derajat (tingkat) 3
Yaitu
jika luka bakar mengenai seluruh lapisan kulit (epidermis, dermis, dan
subkutan). Pada luka bakar derajat 3, kapiler darah, folikel rambut dan
kelenjar keringat juga sudah rusak. Biasanya luka bakar derajat 3 dikelilingi
oleh luka bakar derajat 1 dan 2. Luka bakar yang sangat berat dapat mengenai
otot dan tulang.
2.4 Ciri-ciri Luka Bakar
a.
Luka Bakar Derajat 1
1.
Kemerahan
(eritema)
2.
Tidak
dijumpai lepuhan (blister)
3.
Yang
terbakar epidermis.
4.
Nyeri,
terkadang ada bengkak.
Contohnya:
luka bakar akibat paparan sinar matahari/ radiasi sinar ultraviolet (sunburn).
b.
Luka Bakar Derajat 2
1.
Lapisan
epidermis dan bawahnya terbakar.
2.
Adanya
lepuhan (blister)
3.
Luka
bakar paling sakit (karena mengenai syaraf).
4.
Bengkak
dan terlihat gelembung pada kulit yang berisi cairan.
Contohnya: terkena percikan minyak
panas.
c.
Luka Bakar Derajat 3
1.
Luka
bakar tampak pucat atau justru tampak hangus
2.
Kadang
–kadang disertai jaringan nekrotik yang keras berwarna hitam, tetapi tanpa
disertai nyeri karena ujung saraf sudah rusak (mati rasa).
3.
Tidak
Nampak ada lepuhan (blister).
4.
Lapisan
yang terkena tidak terbatas, bahkan bisa sampai ke tulang.
5.
Luka
bakar paling berat, kulit akan kering bahkan sampai dengan gosong.
Tanda dan gejala lainnya
yang dapat timbul jika saluran pernapasan juga terpapar api atau korban
menghirup asap, antara lain: rambut hidung tampak hangus, lendir hidung
berwarna hitam, perubahan suara, batuk, mengi, hingga kesulitan bernapas. Luka
bakar yang berat dapat menyebabkan komplikasi seperti syok hipovolemia
(berkurangnya aliran darah dan oksigenasi jaringan akibat kekurangan volume
cairan dalam pembuluh darah), infeksi, gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit, gangguan pernapasan, kontraktur (jaringan parut luka bakar yang
menyebabkan gangguan gerakan persendian), dll.
Dalam menentukan diagnose luka bakar senantiasa harus
menyertakan :
a)
Derajat luka bakar (kedalamannya)
b)
Luas luka bakar
c)
Penyebab luka bakar
d)
Masalah (pada saat pemeriksaan pertama), contoh
masalah: syok, cidera inhalasi, eskar melingkar.
e)
Penyerta ( penyakit, trauma). Contoh penyerta :
Ø
Trauma penyerta ( Fracture, cidera Kepala)
Ø
Penyakit penyerta (DM, Hypertensi, Epilepsi)
2.5 Luasan pada Luka Bakar
a. Rule Of Nine
Luas permukaan tubuh: dalam
penanganan luka bakar dan derajat berat luka bakar, luas permukaan tubuh yang
terkena sangat berperan, pedoman yang dipakai adalah hukum sembilan (rule of
nine), yaitu membagi daerah tubuh dengan prosentase 9 per-daerah tubuh.
b.
Metode Lund and Browder
Pada metode Lund and Browder
merupakan modifikasi dari persentasi bagian-bagian tubuh menurut usia, yang
dapat memberikan perhitungan yang lebih akurat tentang luas luka bakar.
Cara pengukuran luas luka bakar
metode diagram
c.
Perhitungan
luas luka bakar menurut Linch dan Blocker (Rumus 10) untuk bayi:
1)
Kepala:
20%
2)
Tangan,
masing-masing 10%
3)
Kaki,
masing-masing 10%
4)
Badan
kanan 20 %, kiri 20 %
Selain
dari ketiga metode tersebut di atas, dapat juga digunakan cara lainnya yaitu
mengunakan metode hand palm. Metode ini adalah cara menentukan
luas atau persentasi luka bakar dengan menggunakan telapak tangan. Satu telapak
tangan mewakili 1 % dari permukaan tubuh yang mengalami luka bakar.
2.6 Penanganan Luka Bakar
A.
Ketika
mengalami ataupun melihat korban dengan luka bakar derajat 1, maka pertolongan
pertama yang dapaat dilakukan adalah :
1. Siram
bagian luka yang terbakar dengan air mengalir atau kompres dengan air dingin.
Lakukan sampai rasa sakit menghilang.
2. Tutup luka bakar dengan kain perban steril
untuk mencegah infeksi.
3. Jangan
memberi mentega atau minyak pada luka bakar.
4. Jangan memberikan obat-obatan lain atau ramuan
tanpa persetujuan dokter.
B.
Luka
bakar tingkat 2, untuk menanganinya, yang harus dilakukan adalah:
1. Siram
air dingin atau air es pada daerah luka atau beri kompres dengan menggunakan
handuk kecil. Bisa juga menggunakan sapu tangan yang sebelumnya dicelupkan
kedalam air.
2. Keringkan
luka menggunakan handuk bersih atau bahan lain yang lembut.
3. Tutup
dengan perban steril untuk menghindari infeksi.
4. Angkat
bagian tangan atau kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung
5. Segera
cari prtolongan medis jika korban mengalami luka bakar di sekitar bibir atau
kesulitan bernafas.
6. Jangan
coba mengempiskan luka yang melepuh atau mengolskan minyak, semprotan atau
ramuan lain tanpa sepengetahuan dokter.
C.
Luka
bakar tingkat (derajat) 3, hal yang harus dilakukan adalah :
1. Jika
korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api menggunakan selimut, bed
cover, karpet, jaket atau bahan lain. Jangan melepaskan pakaian yang melekat
pada luka.
2. Terkadang
korban mengalami kesulitan napas, khususnya bila luka terdapat pada leher,
wajah dan di sekitar mulut, bisa juga akibat menghirup asap. Lakukan
pemeriksaan untuk memastikan korban bisa bernapas.
3. Tempelkan
kain basah atau air dingin untuk menurunkan suhu pada daerah luka. Jangan
gunakan air es untuk luka di bagian wajah, tangan dan kaki sebab dapat
menyebabkan syok.
4. Tutup luka bakar dengan perban steril dan
tebal, kain bersih, sarung bantal, popok bersih atau bahan lain yang dapat
ditemukan. Tetapi jangan gunakan bahan yang mudah rontok seperti kapas atau
kapuk. Jangan oleskan minyak atau ramuan lain pada luka.
5.
Segera telepon ambulans. Korban perlu
mendapat penanganan medis dengan segera.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Luka
bakar ialah luka yang biasanya merusak kulit dan jaringannya, sehingga
mengganggu fungsi kulit, luka bakar biasanya disebabkan karena panas, listrik,
bahan kimia, kedaruratan lingkungan dll.
2. Luka
bakar berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan kulit terbagi menjadi 3 macam,
yaitu luka bakar derajat satu, derajat dua, dan derajat tiga.
3. Kedaruratan
lingkungan terbagi atas 3 yaitu paparan
panas (kram panas, kelelahan panas, sengatan panas) dan paparan dingin
(hipotermia).
4. Untuk
penangan luka bakar secara umum :
a. Nilai
keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong
b. Hentikan
proses luka bakarnya, dengan mengalirkan air dingin pada bagian yang terkena
luka, bila terkena bahan kimia lakukan terus menerus selama 20 menit atau
lebih.
c. Lepaskan
pakaian dan perhiasan.
d. Lakukan
penilaian dini, atasi semua masalah yang mengancam jiwa, beri oksigen bila ada.
e. Tentukan
derajat berat luka bakar selama pemeriksaan fisik, hitung derajat, luas
permukaan yang terkena, lokasi dan faktor komplikasi.
f. Tutup
luka bakar, dengan penutup luka steril, jangan memecah gelembung, jangan
gunakan lemak, salep, cairan, antiseptik atau es. Jika luka bakar mengenai mata
pastikan kedua mata ditutup, bila yang terbakar jari-jari, maka masing-masing
jari dibalut terpisah.
g. Jagalah
suhu penderita, rujuk ke fasilitas kesehatan.
1.2 Saran
Dalam melakukan setiap kegiatan
sebaiknya kita berhati-hati terutama terhadap berbagai macam penyebab luka
bakar seperti api, air panas, bahan kimia, listrik atau petir, dll. Hal ini
dilakukan agar nantinya tidak menggangu fungsi kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, asep dkk. 2008. Pertolongan Pertama Palang Merah Remaja
Tingkat Wira. Jakarta: Palang Merah Pusat.
Atissalam, Lintang Wisesa.2010. Luka Bakar.(pdf) ((http://dc313.4shared.com/download/H6vkRV7Z/LUKA_BAKAR.pdf?tsid=20140818-001652-2bd6ee52&lgfp=2000) diakses 18
Agustus 2014)
Noor, Wane. 2012. Pengertian Luka Macam Luka dan.
(Online), (http://wanenoor.blogspot.com/2012/11/pengertian-luka-macam-luka-dan.html diakses 18 Agustus 2014)
Feedburner.2014.Pengertian Kulit dan Fungsi Kulit.(Online),
(http://www.pengertianahli.com/2014/02/pengertian-kulit-dan-fungsi-kulit.html diakses 18
Agustus 2014)
PMR PMI Surakarta.2013. Materi Luka Bakar. (Online) (http://pmrpmiska.blogspot.com/2013/07/materi-luka-bakar.html diakses 18
Agustus 2014)
Indko. 2012. Luka Bakar Grade 1-3.(Online), (http://indko-indko.blogspot.com/2011/02/luka-bakar-grade-i-ii-llb-10-ec-api.html diakses 18
agustus 2014)
salep luka bakar
BalasHapus